BADIK 2025: Menembus Batas Horor, Aksi, dan Kearifan Lokal Bugis-Makassar

BADIK adalah film aksi misteri dengan sentuhan horor dan budaya yang kental dari Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan. Film ini sudah mulai tayang di bioskop Indonesia sejak 30 Oktober 2025.

BADIK
⚔️ BADIK: Menembus Batas Horor, Aksi, dan Kearifan Lokal Bugis-Makassar

Tanggal Artikel: 31 Oktober 2025
Oleh: BURSA777

 

🗡️ BADIK 2025 Sinopsis Singkat Film BADIK

 

Film ini berfokus pada:

  • Badik (Wahyudi Beksi), seorang pemuda Bugis yang hidup sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur serta seni bela diri pencak silat warisan ayahnya.
  • Kehidupannya terguncang ketika saudaranya, Unru, tewas secara misterius saat mengikuti kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) di sebuah universitas ternama di kota besar.
  • Pihak kampus berusaha menutupi fakta kematian Unru.
  • Bertekad mencari keadilan, Badik datang ke kota dan menyamar sebagai petugas kebersihan di kampus tersebut untuk menyelidiki kasus kematian adiknya.
  • Dalam misinya, ia dibantu oleh Nur (Prisia Nasution), seorang mahasiswi sekaligus anggota pers mahasiswa yang juga curiga dengan kasus ini.
  • Penyelidikan mereka membawa mereka berhadapan dengan kekuatan gelap, misteri yang menuntut darah, dan konfrontasi yang menguji keberanian dan warisan budaya Badik.

Film ini tidak hanya menyajikan adegan aksi dan misteri, tetapi juga mengangkat filosofi di balik senjata tradisional Bugis-Makassar, yaitu Badik, sebagai simbol harga diri, keberanian, dan kekeluargaan.

 

🎭 Pemeran Utama

 

  • Wahyudi Beksi sebagai Badik
  • Prisia Nasution sebagai Nur
  • Donny Alamsyah
  • Mike Lucock

Apakah Anda tertarik dengan sinopsis film Badik ini atau ingin tahu film lain yang juga bertema budaya lokal?

 

⚔️ BADIK: Menembus Batas Horor, Aksi, dan Kearifan Lokal Bugis-Makassar

Industri perfilman Indonesia terus menunjukkan kekayaan naratifnya dengan menghadirkan karya-karya yang berani menggabungkan berbagai genre sekaligus mengangkat khazanah budaya lokal yang mendalam. Salah satu rilisan terbaru yang menarik perhatian dan sudah tayang di bioskop sejak 30 Oktober 2025 adalah film berjudul “BADIK”.

Disutradarai oleh Dicky R. Maland, film ini bukan sekadar tontonan aksi-misteri biasa. Ia adalah sebuah eksplorasi sinematik yang menggabungkan elemen ketegangan, drama keluarga, misteri kampus yang gelap, dengan fondasi yang sangat kuat pada filosofi dan adat istiadat Bugis-Makassar. “BADIK” hadir sebagai bukti bahwa cerita berakar budaya lokal mampu bersaing dan memberikan pengalaman yang unik di layar lebar nasional.

 

Filosofi Badik: Lebih dari Sekadar Senjata

 

Bagi masyarakat Bugis-Makassar, badik (senjata tradisional berupa sejenis keris pendek) jauh melampaui fungsinya sebagai alat pertahanan atau penyerangan. Badik adalah simbol kehormatan, harga diri (Siri’), keberanian, dan identitas. Dalam film ini, Dicky R. Maland dengan cerdik menjadikan badik sebagai poros narasi, bukan hanya sebagai gimmick visual. Badik dalam film ini mewakili warisan leluhur yang harus dilindungi dan menjadi penentu takdir bagi karakter utamanya.

Penggunaan badik sebagai judul sudah memberikan pesan kuat kepada penonton: ini adalah kisah tentang konsekuensi dari mengabaikan nilai-nilai tradisi, dan bagaimana kehormatan keluarga harus ditegakkan, bahkan dengan cara yang penuh risiko. Film ini menampilkan detail yang otentik, mulai dari dialog dalam bahasa daerah, pakaian adat, hingga ritual yang menyertai badik, memperkaya nuansa mistis sekaligus dramatis.

 

Kisah Aksi Penuh Misteri di Balik Gerbang Kampus

 

Inti cerita “BADIK” berpusat pada seorang pemuda Bugis bernama Badik (diperankan oleh Wahyudi Beksi) yang memegang teguh ajaran leluhurnya. Kehidupan Badik yang tenang di kampung halaman mendadak hancur saat ia menerima kabar duka: adiknya, Unru, tewas secara misterius di sebuah kampus ternama di kota besar. Kematian Unru dicurigai terjadi akibat kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) yang penuh kekerasan dan ditutup-tutupi oleh pihak universitas.

Tekad membara untuk mencari keadilan bagi sang adik membawa Badik meninggalkan kampungnya. Dengan keberanian yang nekat, ia menyusun rencana untuk menyusup ke lingkungan kampus. Badik memutuskan untuk menyamar sebagai petugas kebersihan demi mengumpulkan bukti-bukti dan mengungkap kebenaran yang ditutupi oleh lingkaran elite kampus.

Plot misteri semakin dalam dan rumit ketika Badik berkolaborasi dengan Nur (diperankan oleh Prisia Nasution), seorang mahasiswi yang kritis dan anggota pers mahasiswa yang juga mencium kejanggalan dalam kasus kematian Unru. Kerja sama mereka membuka “kotak pandora” yang jauh lebih gelap, di mana mereka harus berhadapan tidak hanya dengan pihak kampus yang korup, tetapi juga kekuatan tak kasatmata yang berusaha membungkam mereka. Adanya kekuatan gelap yang menuntut darah dari masa lalu membuat Badik harus mempertaruhkan nyawanya dan juga warisan budaya yang ia bawa.

 

Keunggulan Sinematik dan Akting yang Mengikat

 

Dari segi produksi, “BADIK” menampilkan kualitas sinematografi yang patut diacungi jempol. Dicky R. Maland berhasil memanfaatkan keindahan sekaligus kekelaman latar Bugis-Makassar dan kontrasnya dengan lingkungan kota yang modern. Penggunaan tata cahaya yang mencekam dan musik latar yang menghantui berhasil membangun atmosfer horor supranatural yang kental, berpadu dengan ketegangan ala dark thriller.

Kehadiran aktor dan aktris nasional papan atas, seperti Prisia Nasution, Donny Alamsyah, dan Mike Lucock, memberikan kualitas akting yang solid dan meyakinkan. Khususnya penampilan Wahyudi Beksi sebagai tokoh utama, Badik, menjadi breakthrough. Ia berhasil membawakan karakter Badik sebagai pemuda yang tenang, namun memiliki prinsip dan kekuatan fisik yang luar biasa, merefleksikan filosofi ketenangan sebelum badai. Donny Alamsyah dan Mike Lucock juga berhasil menciptakan dinamika konflik dan intrik yang intens, menjadikan film ini tidak hanya fokus pada teror fisik tetapi juga pertarungan emosional dan psikologis.

Kekuatan cerita juga terletak pada dialog yang kaya akan kearifan lokal. Film ini mencoba untuk memberikan pesan moral yang sangat relevan di tengah masyarakat modern, di mana nilai-nilai tradisi seringkali tergerus oleh ambisi dan kekuasaan. “BADIK” mengajukan pertanyaan tentang batas antara keadilan dan balas dendam, serta tanggung jawab atas warisan yang dipegang.

 

Sebuah Tontonan yang Menawarkan Refleksi

 

Secara keseluruhan, “BADIK” lebih dari sekadar film horor atau aksi; ia adalah sebuah tontonan yang menawarkan refleksi mendalam tentang harga diri, cinta keluarga, dan konsekuensi dari perbuatan di masa lalu. Film ini membuktikan bahwa horor dan aksi dapat berjalan beriringan dengan drama budaya, menciptakan sebuah mahakarya yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan edukasi dan penghargaan terhadap warisan leluhur.

Dengan alur cerita yang padat, plot twist yang mengejutkan, dan penyajian visual yang kuat, “BADIK” menjadi salah satu film Indonesia yang wajib disaksikan di bioskop pada akhir tahun ini, terutama bagi Anda yang menyukai film dengan bumbu misteri kental dan sentuhan lokal yang otentik. Film ini sekali lagi menunjukkan bahwa cerita Indonesia memiliki potensi tak terbatas untuk dieksplorasi dan dinikmati oleh khalayak luas.

Scroll to Top