Kalau kamu suka film sci-fi yang bukan cuma soal teknologi dan alien, tapi juga soal perasaan manusia, kesepian, dan pencarian jati diri, film Spaceman wajib kamu tonton. Bukan film luar angkasa biasa, Spaceman bener-bener beda. Film ini menyuguhkan drama psikologis yang dibalut dengan sci-fi dan filosofi eksistensial yang bikin mikir.
Di artikel ini, kita bakal ngebahas lengkap tentang film Spaceman, mulai dari sinopsis, pemeran, pesan moral, sampai kenapa film ini bisa jadi hidden gem buat kamu yang pengen tontonan beda..
Sinopsis Film Spaceman
Spaceman adalah film drama-sci-fi asal Amerika yang dirilis tahun 2024 dan tayang eksklusif di Netflix. Film ini disutradarai oleh Johan Renck, yang sebelumnya sukses ngerjain serial terkenal Chernobyl. Pemeran utamanya adalah Adam Sandler, tapi bukan versi komedi yang biasa kamu lihat. Di sini, dia tampil beda, lebih serius dan emosional.
Adam Sandler berperan sebagai Jakub Prochazka, seorang astronot asal Republik Ceko yang sedang menjalankan misi solo ke ujung galaksi. Tujuannya bukan buat perang atau nyari planet baru, tapi buat riset soal misteri luar angkasa yang disebut “Chopra Cloud.”
Tapi seiring waktu, Jakub mulai ngerasa kesepian dan stres berat. Dia mulai dihantui kenangan masa lalu, hubungan retaknya dengan istrinya, dan munculnya makhluk aneh bernama Hanus, semacam alien berbentuk laba-laba raksasa yang bisa komunikasi secara telepati. Alih-alih jadi ancaman, Hanus malah jadi teman curhat Jakub selama dia ngambang sendirian di luar angkasa.
Pemeran Utama dan Pendukung
- Adam Sandler (Jakub Prochazka) – Astronot yang terjebak antara misi besar dan krisis pribadi.
- Carey Mulligan (Lenka) – Istri Jakub yang kecewa dan merasa diabaikan karena misi luar angkasa sang suami.
- Paul Dano (Hanus, suara) – Alien laba-laba misterius yang justru jadi semacam terapis buat Jakub.
Kombinasi akting Adam Sandler dan Paul Dano di film ini cukup unik. Chemistry antara manusia dan alien laba-laba ini jadi pusat emosional dari film, yang bikin ceritanya nggak terasa garing meskipun banyak adegan monolog.
Film Luar Angkasa yang Penuh Perasaan
Biasanya film luar angkasa penuh sama efek CGI dan adegan eksplosif, tapi Spaceman nggak begitu. Film ini lebih fokus ke perasaan manusia kesepian, kehilangan, cinta, dan rasa bersalah. Sebagian besar cerita terjadi di dalam kapsul luar angkasa, tapi justru di sanalah konflik batin Jakub digali dalam-dalam.
Film ini ngajak kita buat mikir, apa yang sebenernya paling penting dalam hidup? Karier? Cita-cita? Atau hubungan dengan orang yang kita sayang?
Visual dan Atmosfer yang Meditatif
Secara visual, film ini punya tone warna gelap dan suasana yang sunyi. Pemandangan luar angkasa ditampilkan dengan gaya yang lebih “melankolis” daripada “wow.” Nggak ada pertarungan laser atau pesawat luar angkasa canggih, tapi ada banyak momen kontemplatif yang bikin kita ikut tenggelam dalam pikiran Jakub.
Musik latarnya juga tenang dan minim dramatisasi, tapi pas banget buat ngebangun nuansa sepi dan reflektif.
Pesan Moral dan Filosofi yang Dalam
Salah satu kekuatan utama Spaceman adalah pesan yang dibawa. Lewat karakter Hanus, film ini banyak menyentil soal pentingnya komunikasi, memahami diri sendiri, dan menerima masa lalu. Hanus jadi semacam cermin buat Jakub, yang akhirnya sadar bahwa misi di luar angkasa nggak lebih penting dari memperbaiki hubungannya dengan istrinya.
Film ini juga ngingetin kita bahwa di tengah luasnya alam semesta, rasa kesepian bisa lebih menakutkan dari alien mana pun.
Kenapa Harus Nonton Spaceman?
- Adam Sandler tampil beda – Serius, ini sisi Adam Sandler yang jarang banget kita lihat. Aktingnya solid dan penuh emosi.
- Bukan sci-fi biasa – Nggak ada tembak-tembakan, tapi tetap bikin mikir dan nempel di kepala.
- Penuh makna – Ceritanya dalem dan punya banyak pesan hidup.
- Visual meditatif – Bikin kamu ngerasa kayak ikut terapung di luar angkasa.
- Cocok buat yang suka film lambat dan kontemplatif – Kalau kamu suka film kayak Ad Astra atau The Midnight Sky, ini bisa jadi favorit baru.
Kekurangan? Ada, Tapi Subjektif
Buat kamu yang suka film dengan pacing cepat dan penuh aksi, mungkin bakal ngerasa Spaceman terlalu lambat. Dialognya banyak, monolognya juga panjang. Beberapa orang mungkin ngerasa film ini “terlalu artsy.” Tapi kalau kamu emang suka film yang ngajak mikir dan nggak buru-buru, ini bakal jadi pengalaman sinematik yang memuaskan.
Review dan Respons Penonton
Film ini dapet review beragam. Ada yang muji akting Adam Sandler dan kedalaman ceritanya, tapi ada juga yang bilang film ini ngebosenin karena terlalu lambat. Di Rotten Tomatoes, skornya lumayan stabil di angka 60-70%, yang berarti film ini cocok buat penonton tertentu, tapi bukan selera semua orang.
Yang jelas, buat kamu yang suka film penuh makna dan karakter-driven, Spaceman punya tempat khusus di hati.
Baca Juga : Trigger Warning Film Aksi Sadis Penuh Amarah, Siap Bikin Adrenalin Naik
Cocok Ditonton Buat Siapa?
- Pecinta film sci-fi psikologis
- Penonton yang suka drama eksistensial
- Fans Adam Sandler yang pengen lihat dia akting serius
- Orang yang lagi galau dan pengen merenung soal hidup (serius!)
- Penonton yang suka film lambat tapi “berisi”
Spaceman Bukan Sekedar Film Luar Angkasa
Spaceman bukan film sci-fi biasa. Ini adalah film tentang manusia tentang kita yang kadang terlalu sibuk ngejar sesuatu sampai lupa siapa yang paling berarti. Lewat kisah Jakub dan Hanus, kita diajak buat ngaca, mikir ulang tentang hidup, cinta, dan arti sebuah rumah.
Kalau kamu lagi pengen film yang beda dari biasanya, film ini bisa jadi pilihan yang pas. Nggak perlu takut kalau kamu nggak ngerti teori luar angkasa film ini lebih fokus ke perasaan, dan itu universal.