- Genre: Drama
- Logline: Seorang penulis yang kehilangan inspirasi dan semangat hidup bertemu dengan seorang kakek tua yang mengabdikan hidupnya untuk menanam ribuan pohon di sebuah bukit gersang. Melalui kisah hidup si kakek dan perjuangannya melawan waktu, sang penulis menemukan kembali makna dari harapan dan keberanian untuk memulai kembali.
Kereta Api Senja: Sebuah Kisah Singkat

Kereta api adalah mesin waktu yang bergerak di atas rel. Ia membawa kita dari satu titik ke titik lain, melintasi waktu, jarak, dan cerita. Bagi Maya, perjalanan Kereta Api Senja dari Jakarta ke Surabaya adalah pelarian. Bukan dari masalah, melainkan dari rutinitas yang membosankan dan harapan-harapan orang tuanya yang membebaninya. Maya adalah seorang arsitek muda yang sukses, hidupnya teratur, penuh dengan rapat, dan desain-desain yang indah namun hampa.
Di kursi seberang, ada Rio. Kehidupannya jauh berbeda. Ia adalah seorang musisi jalanan, dengan gitar butut dan kantong celana yang sering kosong. Tujuannya ke Surabaya sederhana: mencari tempat baru untuk menyanyikan lagunya, berharap keberuntungan akan datang menghampirinya. Rio adalah jiwa bebas, hidup dari hari ke hari, mengikuti alunan melodi dan instingnya.
Pertemuan mereka dimulai dengan canggung. Maya sibuk dengan laptopnya, Rio sibuk menyetel gitarnya. Keheningan itu pecah saat Rio tak sengaja menjatuhkan botol minumannya, membasahi beberapa lembar sketsa desain Maya. Rio panik, meminta maaf berulang kali. Maya, yang biasanya acuh, entah mengapa tidak marah. Ia justru tersenyum. Senyum yang begitu tulus, membuat Rio terdiam.
Sejak saat itu, percakapan mengalir. Mereka mulai berbagi cerita tentang hidup mereka. Maya menceritakan tekanan dari pekerjaannya, ketidakmampuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati di balik kesuksesan. Rio menceritakan petualangannya, bagaimana ia menemukan keindahan di setiap sudut kota, dan bagaimana musik adalah satu-satunya hal yang membuatnya merasa hidup.
Perjalanan 12 jam itu terasa seperti hanya satu jam. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan menemukan koneksi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Malam hari, di bawah cahaya redup lampu kereta, mereka duduk di koridor, memandangi sawah dan desa yang melaju cepat di kegelapan. Rio memainkan sebuah lagu untuk Maya, lagu yang ia ciptakan di momen itu juga, tentang dua orang yang bertemu di sebuah kereta api dan jatuh cinta.
Saat lagu itu selesai, ada keheningan yang berbeda. Keheningan yang penuh dengan perasaan. Mereka saling memandang, dan di mata Maya, Rio melihat kebebasan yang ia rindukan. Di mata Rio, Maya melihat kedamaian yang ia cari. Tanpa kata, mereka tahu, ini adalah sebuah momen yang akan mengubah segalanya.
Namun, seperti halnya semua perjalanan, ia harus berakhir. Fajar mulai menyingsing, dan tanda-tanda stasiun Surabaya mulai terlihat. Maya dan Rio saling bertukar nomor telepon dengan janji untuk bertemu. Namun, di dalam hati, mereka tahu janji itu mungkin takkan pernah terlaksana.
Saat mereka turun dari kereta, kehidupan nyata kembali menyapa. Maya harus menghadiri pertemuan penting, dan Rio harus mencari tempat untuk mengamen. Mereka berpisah, dengan satu pertanyaan besar yang menggantung di udara.
Apakah cinta yang ditemukan dalam sebuah perjalanan singkat, bisa cukup kuat untuk mengubah takdir? Apakah Maya akan meninggalkan hidupnya yang nyaman demi mengejar kebebasan bersama Rio? Atau, akankah Rio rela menukar kebebasannya demi sebuah komitmen yang stabil?
Kisah mereka bukanlah tentang akhir yang bahagia, melainkan tentang keberanian untuk menentukan pilihan. Kereta Api Senja adalah saksi bisu dari pertemuan dua jiwa yang berbeda, yang menempatkan mereka di persimpangan jalan, memaksa mereka untuk bertanya: akankah kita berani mengubah hidup kita demi cinta?
Kereta Api Senja: Sebuah Kisah Singkat (Lanjutan)
Perjalanan 12 jam itu terasa seperti hanya satu jam. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan menemukan koneksi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Malam hari, di bawah cahaya redup lampu kereta, mereka duduk di koridor, memandangi sawah dan desa yang melaju cepat di kegelapan. Rio memainkan sebuah lagu untuk Maya, lagu yang ia ciptakan di momen itu juga, tentang dua orang yang bertemu di sebuah kereta api dan jatuh cinta.
Saat lagu itu selesai, ada keheningan yang berbeda. Keheningan yang penuh dengan perasaan. Mereka saling memandang, dan di mata Maya, Rio melihat kebebasan yang ia rindukan. Di mata Rio, Maya melihat kedamaian yang ia cari. Tanpa kata, mereka tahu, ini adalah sebuah momen yang akan mengubah segalanya.
Namun, seperti halnya semua perjalanan, ia harus berakhir. Fajar mulai menyingsing, dan tanda-tanda stasiun Surabaya mulai terlihat. Maya dan Rio saling bertukar nomor telepon dengan janji untuk bertemu. Namun, di dalam hati, mereka tahu janji itu mungkin takkan pernah terlaksana.
Saat mereka turun dari kereta, kehidupan nyata kembali menyapa. Maya harus menghadiri pertemuan penting. Di tengah hiruk pikuk stasiun, tiba-tiba perhatian Maya teralihkan pada sebuah spanduk besar yang entah bagaimana baru ia sadari. Spanduk itu mengiklankan sebuah acara festival seni dan musik yang akan datang, dengan judul mencolok: MELEDAK77 – Festival Seni dan Gagasan. Jantungnya berdesir. Apakah ini sebuah kebetulan, ataukah semesta sedang memberinya isyarat?
Di sisi lain, Rio harus mencari tempat untuk mengamen. Namun, pandangannya terus mencari-cari siluet Maya di keramaian. Pikirannya dipenuhi melodi-melodi baru yang terinspirasi oleh wanita itu. Ia tahu, musiknya kali ini harus lebih dari sekadar pengisi perut; ini tentang sesuatu yang lebih besar, tentang perasaan yang baru saja MELEDAK77 dalam dirinya, mendorongnya untuk menciptakan karya-karya yang lebih bermakna.
Mereka berpisah, dengan satu pertanyaan besar yang menggantung di udara.
Apakah cinta yang ditemukan dalam sebuah perjalanan singkat, bisa cukup kuat untuk mengubah takdir? Apakah Maya akan meninggalkan hidupnya yang nyaman demi mengejar kebebasan bersama Rio, mungkin bertemu lagi di Festival MELEDAK77 itu? Atau, akankah Rio rela menukar kebebasannya demi sebuah komitmen yang stabil, dan mampukah ia menyampaikan perasaannya melalui karyanya di panggung MELEDAK77?
Kisah mereka bukanlah tentang akhir yang bahagia, melainkan tentang keberanian untuk menentukan pilihan. Kereta Api Senja adalah saksi bisu dari pertemuan dua jiwa yang berbeda, yang menempatkan mereka di persimpangan jalan, memaksa mereka untuk bertanya: akankah kita berani mengubah hidup kita demi cinta? Dan mampukah festival MELEDAK77 menjadi panggung bagi mereka untuk bertemu kembali, atau setidaknya, menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hati mereka?