
Sebelum MCU rame banget kayak sekarang, sebelum Netflix ngasih versi Daredevil yang lebih kelam dan keren, tahun 2003 kita udah dikasih satu film superhero beda dari yang lain: Daredevil. Film ini dibintangi Ben Affleck sebagai Matt Murdock, si pengacara buta yang berubah jadi jagoan malam hari. Walaupun dapet kritik sana-sini, film ini punya tempat tersendiri di hati banyak penonton yang tumbuh di awal 2000-an. Nostalgia banget, kan?
Nah, mari kita bahas Daredevil versi layar lebar tahun 2003 ini dengan gaya santai, tapi tetap padat dan SEO-friendly, ya!
Cerita Singkat: Matt Murdock, Pengacara Siang Hari – Pembasmi Kejahatan Malam Hari
Matt Murdock adalah seorang pengacara di New York yang kehilangan penglihatannya sejak kecil gara-gara kecelakaan. Tapi efek dari kecelakaan itu juga “membuka” kemampuan super: semua indranya yang lain jadi super tajam, bahkan melebihi orang biasa. Bisa dibilang dia “melihat” dunia lewat suara dan getaran.
Di siang hari, Matt kerja di pengadilan buat bantu masyarakat miskin cari keadilan. Tapi saat malam tiba, dia berubah jadi Daredevil, pahlawan bertopeng merah yang nggak takut turun tangan langsung buat lawan kriminal dengan tangan kosong dan tongkat khasnya yang multifungsi.
Karakter-Karakter Penting di Daredevil (2003)
🦸♂️ Matt Murdock / Daredevil (Ben Affleck)
Sebagai tokoh utama, Matt digambarkan sebagai sosok yang kompleks. Dia buta, tapi gak mau dikasihani. Dia pengacara, tapi sering merasa sistem hukum gak cukup adil. Makanya dia turun tangan sendiri buat menghajar para kriminal yang lolos dari jeratan hukum. Ben Affleck mungkin keliatan agak kaku di beberapa bagian, tapi karisma dan kekuatan emosionalnya masih cukup dapet.
❤️ Elektra Natchios (Jennifer Garner)
Elektra adalah cinta Matt yang rumit banget. Anak orang kaya yang juga punya sisi gelap. Saat keluarganya terlibat dengan Kingpin dan tragedi menimpa ayahnya, Elektra juga jadi vigilante dan terjebak di tengah konflik besar. Chemistry-nya sama Matt dapet banget di film ini, dan hubungan mereka penuh drama khas awal 2000-an.
🕶️ Kingpin (Michael Clarke Duncan)
Versi Kingpin di sini beda dari komik, tapi tetap punya aura kuat dan berbahaya. Michael Clarke Duncan berhasil nampilin Kingpin sebagai sosok kriminal kelas atas yang kejam tapi elegan. Dia bukan cuma kuat secara fisik, tapi juga manipulatif dan pinter main politik di dunia bawah tanah.
🎯 Bullseye (Colin Farrell)
Villain paling “nyeleneh” di film ini. Bullseye adalah pembunuh bayaran yang bisa ngebunuh orang dengan benda apapun — pensil, koin, sampai kacang! Colin Farrell tampil total banget di sini, dengan ekspresi psikopat dan gaya nyentrik yang bikin Bullseye jadi memorable, meskipun over the top.
Kenapa Daredevil 2003 Layak Dapat Perhatian?
Oke, film ini emang gak dapet rating bagus dari kritikus, dan beberapa CGI-nya kelihatan jadul banget. Tapi buat penggemar film superhero lawas, Daredevil punya banyak nilai plus:
-
Soundtrack keren banget! Lagu-lagu dari Evanescence (“Bring Me to Life”, “My Immortal”) bikin film ini punya nuansa emosional dan edgy khas 2000-an.
-
Aksi parkour dan bela diri cukup seru, terutama pertarungan rooftop sama Elektra dan Bullseye.
-
Tone cerita yang gelap, lebih dewasa dibanding superhero Marvel lainnya di era itu, cocok buat penonton remaja-dewasa yang pengen tontonan lebih serius.
Versi Director’s Cut yang Lebih Bagus
Buat lo yang pengen nonton versi yang lebih solid, Daredevil Director’s Cut patut dicoba. Versi ini punya durasi lebih panjang dan cerita yang lebih rapi, termasuk subplot tambahan yang lebih dalam tentang pekerjaan Matt di pengadilan. Banyak fans bilang versi ini jauh lebih oke dibanding versi bioskop.
Kekurangan yang Patut Dicatat
Meski punya banyak momen keren, film ini gak sempurna. Beberapa kritik yang sering muncul:
-
CGI yang kaku dan terlalu kelihatan palsu di beberapa adegan, kayak saat Matt loncat dari gedung ke gedung.
-
Dialog yang kadang cheesy, terutama waktu Matt dan Elektra adu silat di taman bermain. Banyak yang bilang adegan ini agak cringey walaupun niatnya romantis.
-
Pacing cerita kadang terlalu buru-buru, terutama menjelang klimaks.
Tapi hey, namanya juga film era awal 2000-an, harus dilihat dari konteks waktunya juga, ya!
Pengaruh Daredevil ke Film Superhero Lain
Meski gak seheboh film Spider-Man atau X-Men saat itu, Daredevil tetap jadi salah satu film Marvel yang nunjukin bahwa karakter yang gak populer pun bisa diangkat ke layar lebar. Ini juga jadi batu loncatan buat versi Daredevil di Netflix (2015), yang digarap lebih kelam, brutal, dan menuai pujian dari kritikus dan penonton.
Nostalgia, Gaya, dan Aksi di Balik Topeng Merah
Daredevil (2003) mungkin bukan film superhero terbaik sepanjang masa, tapi dia punya tempat istimewa di era awal kebangkitan genre superhero di Hollywood. Dengan tokoh utama yang kompleks, soundtrack memorable, dan nuansa gelap kota New York yang khas, film ini tetap seru buat ditonton, apalagi kalau lo penggemar Marvel klasik.
Kalau lo suka karakter antihero yang berjuang dengan caranya sendiri, suka aksi parkour di atap-atap gedung, dan punya sedikit toleransi buat CGI jadul—Daredevil siap bikin lo betah 1,5 jam!