Elphaba dan Glinda: Akhir Sebuah Kisah dalam Wicked For Good 2025

Elphaba dan Glinda Film Wicked For Good adalah babak penutup yang sangat dinantikan dari adaptasi sinematik musikal Broadway legendaris, Wicked.

Elphaba dan Glinda
Elphaba dan Glinda

Elphaba dan Glinda Pendahuluan: Memuncak di Emerald City

Oleh: MELEDAK77
Pada tanggal: 21/11/2025

Setelah Wicked: Part One (dirilis setahun sebelumnya) berhasil memperkenalkan dunia Oz yang belum pernah dilihat, membangun persahabatan yang tak terduga antara Glinda (diperankan oleh Ariana Grande) dan Elphaba Thropp (diperankan oleh Cynthia Erivo), For Good akan membawa penonton ke puncak konflik dramatis, transformasi, dan kesimpulan emosional dari kisah dua penyihir paling ikonik di Oz.

Film pertama berfokus pada awal perkenalan mereka di Universitas Shiz, rivalitas, persahabatan, dan perjalanan awal mereka ke Emerald City. Wicked: For Good akan mengambil alih narasi ketika Elphaba telah sepenuhnya dirangkul sebagai Penyihir Jahat dari Barat (The Wicked Witch of the West) oleh penduduk Oz, sementara Glinda mulai mengambil peran yang ditakdirkan untuknya: Glinda yang Baik (Glinda the Good). Film ini bukan hanya sekadar kelanjutan; ini adalah eksplorasi mendalam tentang pengorbanan, identitas, dan apa arti sejati dari kebaikan dan kejahatan.


Transformasi dan Isolasi: Perjalanan Elphaba

 

Karakter Elphaba Thropp, diperankan dengan kekuatan vokal dan emosi yang luar biasa oleh Cynthia Erivo, berada di jantung konflik Wicked: For Good. Di akhir Part One, Elphaba meninggalkan Emerald City dalam keadaan kecewa, setelah mengetahui korupsi dan manipulasi yang dilakukan oleh The Wizard of Oz dan Madam Morrible. Dia memilih jalan pemberontakan, menggunakan sihirnya untuk melawan ketidakadilan dan membantu makhluk-makhluk yang tertindas, khususnya para Hewan (Animals) yang kehilangan kemampuan berbicara.

Dalam For Good, penonton akan menyaksikan Elphaba benar-benar merangkul identitas “Wicked Witch” yang disematkan padanya oleh media propaganda Oz. Dia menjadi buronan, tinggal dalam pengasingan, dan semakin terisolasi. Ini adalah fase di mana beberapa lagu paling ikonik dari musikal, yang melambangkan keputusasaan dan kekuatan, akan ditampilkan.

1. Mitos “Penyihir Jahat”

 

Bagian penting dari film kedua adalah bagaimana masyarakat Oz menciptakan mitos tentang Elphaba. Propaganda yang disebarkan oleh The Wizard dan Morrible mencapai puncaknya. Adegan-adegan ini kemungkinan besar akan menunjukkan bagaimana ketakutan kolektif dan kebutuhan akan scapegoat mengubah Elphaba dari seorang idealis menjadi monster dalam pandangan publik.

2. Pencarian Dorothy dan Sepatu Ruby

 

Narasi dalam Wicked berjalan paralel dengan alur cerita klasik The Wizard of Oz. Dalam For Good, penonton akan menyaksikan bagaimana Elphaba secara tidak langsung berinteraksi dengan peristiwa yang akan membawa Dorothy Gale ke Oz. Perhatian Elphaba akan terfokus pada adiknya, Nessarose (The Wicked Witch of the East), dan perebutan Sepatu Ruby (Ruby Slippers)—benda yang memiliki signifikansi magis dan emosional yang besar bagi Elphaba. Sepatu ini bukan hanya plot device, melainkan simbol kekuatan yang salah tempat.


Glinda: Kebaikan di Tengah Kompromi

 

Di sisi lain, Glinda (diperankan oleh Ariana Grande) menghadapi konflik internal yang sama peliknya, meskipun ia menempuh jalur yang tampak lebih “berhasil” di mata publik. Glinda kembali ke Emerald City dan mulai menjalani kehidupan yang ia impikan: terkenal, dicintai, dan diakui sebagai “Glinda the Good.” Namun, kesuksesan ini datang dengan harga yang mahal: kompromi moral dan kesepakatan diam-diam dengan rezim korup The Wizard dan Madam Morrible.

1. Peran Publik vs. Hati Nurani Pribadi

 

Wicked: For Good akan mengeksplorasi perjuangan Glinda antara citra publiknya yang sempurna dan hati nuraninya yang terusik oleh persahabatannya dengan Elphaba. Ia tahu bahwa Elphaba tidak jahat, tetapi ia takut untuk kehilangan statusnya yang baru didapat. Hubungan romantisnya dengan Fiyero (diperankan oleh Jonathan Bailey), yang kini ditugaskan untuk menangkap Elphaba, menambah kompleksitas dan patah hati yang harus dihadapi Glinda.

2. Pilihan Sulit dan Pengorbanan

 

Puncak dari arc Glinda adalah ketika ia harus memilih antara kekuasaan dan kebenaran, antara Glinda yang dicintai oleh rakyat Oz dan Glinda yang setia kepada sahabatnya. Lagu-lagu yang akan ditampilkan oleh Glinda dalam bagian ini adalah refleksi dari pengorbanan dan penerimaan takdirnya, sebuah penerimaan yang diwarnai oleh kepedihan dan tanggung jawab yang besar.


Puncak Emosional dan Musik yang Ikonik

 

Seperti film pertamanya, kekuatan pendorong utama Wicked: For Good adalah musik karya Stephen Schwartz. Babak kedua ini berisi beberapa nomor musikal paling ikonik dan emosional yang sangat penting untuk mencapai klimaks cerita:

  1. “No Good Deed”: Ini adalah momen krusial ketika Elphaba memutuskan untuk sepenuhnya merangkul citra “jahat” yang disematkan padanya. Lagu ini adalah ledakan amarah, keputusasaan, dan pengakuan bahwa upayanya untuk melakukan kebaikan hanya membawanya pada kehancuran. Ini adalah titik balik dramatis karakternya.

  2. “For Good”: Lagu judul, yang juga merupakan nama subjudul film, adalah inti dari seluruh narasi Wicked. Ini adalah duet emosional antara Elphaba dan Glinda, sebuah perpisahan yang penuh air mata dan pengakuan tentang bagaimana persahabatan mereka telah mengubah esensi diri mereka masing-masing. Liriknya yang berbunyi, “I know I’m who I am today / Because I knew you,” merangkum tema abadi tentang dampak mendalam yang dimiliki seseorang dalam hidup kita.

  3. “A Sentimental Man” (Reprise) dan “March of the Witch Hunters”: Nomor-nomor ini membangun ketegangan dan bahaya, menunjukkan ancaman yang dihadapi Elphaba dan bagaimana The Wizard dan Morrible memanfaatkan ketakutan massal untuk memburu Penyihir Jahat.


Tema Sentral: Definisi Ulang Kebaikan dan Kejahatan

 

Wicked: For Good adalah kisah yang jauh lebih dalam dari sekadar persahabatan; ini adalah kritik terhadap cara masyarakat mendefinisikan “baik” dan “jahat.”

  • Perspektif dan Propaganda: Film ini memaksa penonton untuk mempertanyakan siapa yang berhak melabeli seseorang sebagai pahlawan atau penjahat. Elphaba, yang berjuang demi keadilan, dicap jahat, sementara The Wizard, yang korup dan menindas, dielu-elukan sebagai “yang hebat dan perkasa.” For Good mengungkap bahwa kejahatan sering kali merupakan hasil dari kesalahpahaman, ketakutan, dan manipulasi politik.

  • Pengorbanan Diri: Cerita ini mencapai puncaknya dengan pengorbanan ganda—pengorbanan Elphaba yang memilih isolasi untuk menyelamatkan orang lain dan pengorbanan Glinda yang memilih untuk mempertahankan citra publiknya demi sebuah tujuan yang lebih besar, yaitu mempertahankan narasi yang memungkinkan Elphaba “melarikan diri” dari takdirnya.

Di akhir film, penonton akan menyadari bahwa menjadi “Baik” (Good) dalam konteks Glinda berarti bersedia mengorbankan kebenaran demi tatanan yang lebih besar, sementara menjadi “Jahat” (Wicked) bagi Elphaba adalah menjadi benar secara moral, meskipun harus melawan semua orang.


Produksi, Sutradara, dan Harapan

 

Disutradarai oleh Jon M. Chu, yang dikenal karena visinya yang penuh warna dan kemampuannya menangani adaptasi musik (In The Heights), Wicked: For Good diharapkan menyajikan visual yang lebih gelap dan lebih dramatis dibandingkan bagian pertamanya. Transisi dari Emerald City yang gemerlap ke sudut-sudut Oz yang terpencil dan berbahaya menuntut peningkatan skala dan efek visual.

  • Pemeran Pendukung: Anggota pemeran lainnya, seperti Michelle Yeoh (Madam Morrible), Jeff Goldblum (The Wizard), dan Jonathan Bailey (Fiyero), akan memainkan peran penting dalam babak penutup ini, terutama Goldblum sebagai The Wizard yang akhirnya akan mengungkapkan kekejaman dan kelemahannya.

  • Warisan: Keberhasilan Wicked: For Good tidak hanya akan melengkapi film pertama, tetapi juga mengukuhkan Wicked sebagai salah satu kisah fantasi paling penting di abad ke-21, memberikan kedalaman yang kompleks pada dongeng klasik yang sudah dikenal.

Kesimpulan

 

Wicked: For Good adalah puncak emosional, musikal, dan visual dari sebuah kisah yang telah memengaruhi budaya pop selama lebih dari dua dekade. Ini adalah kisah tentang ikatan yang tak terputus, harga sebuah kebenaran, dan penemuan bahwa pahlawan dan penjahat sering kali dibentuk oleh keadaan dan bukan oleh sifat bawaan. Ketika tirai Oz turun untuk terakhir kalinya, film ini menjanjikan kesimpulan yang mengharukan dan definitif untuk persahabatan yang mengubah Oz—dan penonton—for good.


MELEDAK77

Scroll to Top