The Lorax Film Animasi Kocak yang Bikin Kita Mikir Ulang Soal Alam

the lorax
the lorax

Kalau kamu lagi cari film animasi yang lucu tapi juga punya pesan mendalam, The Lorax wajib banget masuk watchlist kamu. Rilis tahun 2012, film ini diangkat dari buku anak-anak karya legendaris Dr. Seuss, dan berhasil jadi tontonan keluarga yang gak cuma menghibur, tapi juga ngajarin soal pentingnya menjaga alam.

Bayangin aja, dunia tempat manusia hidup tanpa pohon asli, semuanya serba buatan—dari rumput plastik sampai udara yang dijual dalam botol! Konyol? Iya. Tapi juga kayak sindiran halus (atau bahkan keras) buat manusia zaman sekarang.

Yuk, kita bahas kenapa The Lorax itu lebih dari sekadar film kartun biasa!

Sinopsis Singkat The Lorax

Kita diajak masuk ke kota bernama Thneedville, tempat yang kelihatan bersih, rapi, dan “perfect”. Tapi semua yang ada di situ adalah buatan—gak ada pohon, gak ada udara segar, dan semua dikontrol sama seorang pengusaha kecil serakah bernama Mr. O’Hare yang jual udara botolan.

Masuklah karakter utama kita, Ted, anak remaja yang lagi jatuh cinta sama cewek keren bernama Audrey. Cewek ini punya impian sederhana tapi “langka” banget: pengen liat pohon sungguhan. Demi ngedeketin Audrey (dan mungkin juga karena dia penasaran sendiri), Ted pun berpetualang ke luar kota buat cari tahu kenapa pohon bisa punah.

Di luar tembok kota, dia ketemu sama The Once-ler, orang misterius yang cerita masa lalunya—gimana dia dulu menebangi pohon demi bikin produk hits bernama “Thneed”, sampai akhirnya bikin hutan rusak parah dan ngebangkitin makhluk penjaga hutan: The Lorax.

Siapa Itu The Lorax?

The Lorax adalah makhluk kecil berbulu oranye dengan kumis tebal yang nyentrik banget. Dia ngomong mewakili pohon-pohon (“I speak for the trees!” katanya). Dia jadi semacam suara hati atau alam yang gak bisa ngomong sendiri. Meski kecil, The Lorax punya jiwa besar dan jadi pengingat buat manusia (dan penonton) soal pentingnya menjaga lingkungan.

Dia bukan superhero, tapi lebih ke “penjaga moral”. Bikin kita sadar bahwa kadang, keserakahan satu orang bisa ngancurin sesuatu yang besar banget: ekosistem alam.

Cerita Sederhana Tapi Ngena

Cerita The Lorax sebenernya gak ribet, tapi justru itu yang bikin dia kuat. Dari kisah Ted yang pengen bikin cewek senang, kita dibawa ke isu yang jauh lebih besar: kerusakan alam akibat keserakahan manusia. Dan yang bikin film ini beda, semuanya disampaikan lewat animasi penuh warna, lagu-lagu catchy, dan karakter yang lovable.

Film ini punya pesan penting: kalau kita gak mulai peduli sekarang, mungkin nanti kita bakal hidup di dunia kayak Thneedville—rindang cuma di wallpaper, udara bersih dijual mahal, dan anak-anak gak tau rasanya duduk di bawah pohon.

Animasi Cerah dan Musik yang Nempel di Kepala

Salah satu daya tarik utama The Lorax adalah visualnya yang cerah dan penuh warna. Dari Thneedville yang super modern sampai hutan Truffula yang penuh warna pastel, semuanya enak banget diliat.

Apalagi ditambah musik-musik yang seru. Lagu pembuka “Let It Grow” bahkan jadi semacam anthem lingkungan yang viral juga di media sosial. Lagu-lagunya gak cuma catchy, tapi juga nyindir banget soal gaya hidup manusia yang udah mulai jauh dari alam.

Karakter-Karakter Menarik

  • Ted – Remaja nekat yang jadi pahlawan karena cinta (dan akhirnya juga karena peduli).

  • Audrey – Cewek visioner yang cinta alam, bukan cuma cinta barang mewah.

  • The Once-ler – Karakter kompleks yang awalnya baik, tapi berubah karena keserakahan. Perjalanan dia dari idealis jadi “perusak” sangat manusiawi dan relatable.

  • Mr. O’Hare – Villain mungil yang nyebelin, simbol kapitalis yang cuma mikirin cuan.

  • The Lorax – Sosok yang lucu, bijak, kadang galak, tapi sangat cinta bumi.

Semua karakter ini punya porsi yang pas dan masing-masing nyumbang warna buat cerita.

Pesan Moral yang Kuat Tapi Gak Ngegurui

Yang bikin The Lorax keren adalah caranya menyampaikan pesan tanpa bikin penonton ngerasa digurui. Kamu bisa nonton ini sambil ketawa, tapi juga jadi mikir, “Eh iya ya, kita udah nyumbang apa buat jaga lingkungan?”

Film ini cocok banget buat semua umur. Anak-anak bisa belajar tentang pentingnya pohon, sementara orang dewasa bisa ngaca soal gaya hidup konsumtif dan minim kesadaran lingkungan.

Fakta Menarik Tentang The Lorax

  • Diangkat dari buku karya Dr. Seuss tahun 1971, yang waktu itu udah “nubuatin” soal masalah lingkungan jauh sebelum tren eco-friendly muncul.

  • Suara The Lorax diisi oleh Danny DeVito, yang bahkan ngisi versi bahasa Spanyol, Italia, Jerman, dan Rusia-nya sendiri!

  • Film ini diproduksi oleh studio Illumination Entertainment, yang juga bikin Despicable Me dan Minions.

Kenapa The Lorax Tetap Relevan?

Di zaman sekarang, isu lingkungan makin panas—mulai dari perubahan iklim, deforestasi, sampai polusi plastik. Film The Lorax kayak jadi pengingat buat kita semua bahwa perubahan bisa dimulai dari satu orang. Kayak kata-kata paling ikonik dari film ini:

“Unless someone like you cares a whole awful lot, nothing is going to get better. It’s not.”

Kalimat itu sederhana tapi dalem banget. Dan jadi penutup yang sempurna buat pesan film ini.

The Lorax bukan cuma film animasi lucu buat anak-anak. Ini adalah film yang bisa bikin kamu ketawa, tersentuh, dan—kalau kamu cukup peka—ngerasa tertampar dikit karena sadar betapa cueknya kita sama alam.

Dengan visual cantik, musik yang easy listening, dan cerita dengan pesan kuat, The Lorax cocok buat ditonton bareng keluarga, temen, atau bahkan buat nonton sendiri sambil refleksi.

Kalau kamu belum nonton, sekarang waktunya. Dan kalau udah pernah, coba tonton ulang deh—kali aja sekarang pesannya lebih ngena dari sebelumnya.

Scroll to Top