
Kalau ngomongin film yang nendang perasaan sambil ngebuka mata soal realita sosial, This Is England wajib banget masuk daftar tontonan lo. Ini bukan film action, bukan juga kisah cinta manis. Tapi lo bakal dapet tamparan emosional yang dalem banget.
Film ini ngebahas banyak hal berat—rasisme, identitas, kenakalan remaja, dan politik Inggris era Margaret Thatcher—tapi dibungkus lewat mata seorang bocah bernama Shaun. Serius deh, ini film indie yang nggak cuma kuat secara narasi, tapi juga emosional banget.
Yuk, kita bongkar tuntas kenapa This Is England jadi film yang ikonik dan layak dikenang sampai sekarang!
Sinopsis Singkat: Bocah Kecil, Geng Skinhead, dan Realita Pahit
Film ini dibuka di tahun 1983, setting-nya Inggris pasca-perang Falklands. Kita dikenalin sama Shaun Fields, bocah 12 tahun yang baru aja kehilangan ayahnya di perang. Dia kesepian, sering di-bully di sekolah, dan hidupnya ngebosenin banget… sampai akhirnya dia ketemu sama sekelompok skinhead lokal yang ngebuka pintu baru buat dia.
Awalnya, geng ini seru banget—nongkrong, dengerin musik ska dan reggae, bercanda, sampe ngecat celana sendiri. Mereka ngerangkul Shaun, dan buat pertama kalinya, dia ngerasa “punya tempat”. Tapi semuanya mulai berubah waktu Combo (diperankan brilian banget sama Stephen Graham) keluar dari penjara dan gabung ke geng.
Combo punya agenda sendiri: dia nasionalis, rasis, dan penuh dendam. Shaun yang polos pelan-pelan kebawa arus gelap ini, dan di sinilah cerita jadi makin kelam.
Karakter-Karakter yang Kuat Banget
🧒 Shaun (Thomas Turgoose)
Anak kecil yang kehilangan arah, gampang ke-influence, tapi juga punya sisi empati yang dalam. Thomas Turgoose sendiri waktu itu masih amatiran, tapi aktingnya… gila sih, natural banget.
🧑 Combo (Stephen Graham)
Karakter paling kompleks dan nyeremin. Lo bisa benci dia setengah mati, tapi di sisi lain juga ngerasa kasihan. Dia keras karena luka masa lalu, dan pelampiasannya salah arah.
🧑🦱 Woody (Joseph Gilgun)
Skinhead yang “baik”. Santai, lucu, dan genuinely care sama Shaun. Dia kayak abang yang nggak Shaun punya di rumah.
👧 Lol, Milky, Smell, Gadget, dsb.
Geng skinhead yang jadi keluarga kedua buat Shaun. Masing-masing punya keunikan dan kedalaman karakter yang bikin cerita makin hidup.
This Is England: Lebih dari Sekadar Film Skinhead
Banyak orang yang salah paham dan mikir film ini glorifikasi skinhead atau kekerasan. Padahal nggak gitu, bro! Justru film ini ngejelasin kalau skinhead awalnya bukan rasis. Mereka suka musik Jamaika, nongkrong bareng, dan cuma nyari identitas.
Baru setelah itu muncul faksi ekstremis kayak yang dibawa Combo. Dan inilah yang jadi benang merah film: tentang anak-anak muda yang kehilangan arah di tengah kondisi sosial-politik yang makin kacau.
Latar Sejarah: Inggris Tahun 80-an
Film ini berlatar pas era Margaret Thatcher berkuasa. Banyak keluarga kelas pekerja ngerasa ditinggalin. Pengangguran tinggi, ekonomi morat-marit, dan ketimpangan sosial makin parah. Di tengah situasi itu, muncul rasa frustrasi yang numpuk—dan itulah yang jadi ladang subur buat ekstremisme.
Geng-geng kayak yang digambarin di film ini bukan fiktif. Mereka beneran ada, dan banyak anak muda yang akhirnya kebawa arus kebencian karena ngerasa “negara ini udah ninggalin kita”.
Gaya Visual dan Musik yang Kental Nuansa 80-an
Salah satu hal paling keren dari This Is England adalah visualnya yang otentik banget. Lo bener-bener ngerasa kayak dibawa ke Inggris tahun 80-an. Baju, potongan rambut, mural, bahkan slang yang dipake—semua otentik.
Plus, soundtrack-nya keren abis! Dari lagu-lagu ska, reggae, sampe klasik Inggris yang bikin suasana makin dapet. Musik bukan cuma hiasan di film ini, tapi bagian dari narasi. Salah satu lagu yang paling ngena? “Ghost Town” dari The Specials. Pas banget buat nuansa suram film ini.
Scene Paling Nendang: Emosional dan Brutal
🎬 Adegan Combo marah dan mukul Milky
Ini adegan yang bikin lo diem, megang kepala, dan mikir “anjir, gila banget ini.” Brutal, nyakitin, tapi juga nunjukin betapa rusaknya jiwa Combo.
🎬 Shaun buang bendera Inggris ke laut
Adegan penutup yang simbolik banget. Kayak bilang, “Gue sayang negara ini, tapi gue nggak bisa nerima kebencian yang lo tanam.” Keren parah.
Kritikus dan Penonton Sama-Sama Mewakili: Film Ini Masterpiece!
Banyak banget penghargaan dan pujian yang mampir ke film ini. Disutradarai sama Shane Meadows, This Is England menang Best British Film di BAFTA Awards, dan digadang-gadang sebagai salah satu film Inggris terbaik abad ini.
Nggak cuma kritikus yang suka. Penonton juga ngerasa relate, terutama yang besar di kelas pekerja Inggris. Bahkan banyak yang bilang film ini bikin mereka “ngaca” soal masa muda dan arah hidup.
Lahirnya Serial: This Is England ’86, ’88, dan ’90
Karena filmnya sukses besar, akhirnya dibuat kelanjutan dalam bentuk serial mini:
-
This Is England ’86 – cerita beberapa tahun setelah film, fokus ke kehidupan dewasa karakter-karakter utama.
-
This Is England ’88 – lebih gelap, emosional, dan dalem.
-
This Is England ’90 – jadi penutup yang emosional banget. Cocok buat lo yang udah sayang sama tokohnya dari film pertama.
Serialnya nggak kalah powerful dibanding filmnya. Bahkan beberapa orang bilang serialnya lebih emosional dan bikin mewek.
Pesan Moral: Tentang Keluarga, Pilihan, dan Luka Sosial
Di balik segala kerusuhan dan kekerasan, This Is England sebenarnya ngomongin keluarga dan pencarian jati diri. Shaun adalah simbol dari banyak anak muda yang ngerasa kosong dan butuh tempat bernaung. Tapi sayangnya, tempat itu kadang bisa jadi beracun.
Film ini juga nunjukin kalau kebencian itu lahir dari luka. Combo bukan monster dari lahir—dia korban sistem, korban penolakan, dan akhirnya berubah jadi racun buat sekitarnya.
This Is England, Film yang Bikin Lo Nelen Ludah
This Is England adalah film yang nggak cuma bagus—tapi penting. Dia ngajak lo lihat sisi kelam Inggris di era 80-an, tapi juga nunjukin sisi kemanusiaan dari orang-orang yang terpinggirkan.
Buat lo yang suka film dengan pesan kuat, akting gila, dan narasi yang dalem, lo wajib banget nonton ini. Tapi siap-siap, karena ini bukan tontonan santai. Ini film yang bikin lo mikir, ngerasa bersalah, dan mungkin juga nangis diam-diam.