Wicked: Part 1 tidak hanya berhasil menjawab keraguan tersebut, tetapi juga menetapkan standar baru tentang bagaimana sebuah film musikal seharusnya dibuat.

Menembus Langit Oz: Mengapa ‘Wicked’ Adalah Adaptasi Musikal Paling Megah dalam Satu Dekade Terakhir
Oleh: MELEDAK77
Pada Tanggal: 20/12/2025
Dunia sinema sering kali berhadapan dengan risiko besar ketika mencoba mengadaptasi properti panggung Broadway yang legendaris. Namun, di bawah arahan sutradara Jon M. Chu, Film ini bukan sekadar adaptasi; ia adalah surat cinta bagi para penggemar teater sekaligus gerbang yang megah bagi penonton baru untuk mengenal asal-usul Elphaba dan Glinda.
1. Warisan Budaya: Dari Novel ke Broadway hingga Layar Lebar
Sebelum kita membahas kemegahan visualnya, penting untuk memahami akar dari fenomena ini. Berawal dari novel karya Gregory Maguire tahun 1995 berjudul Wicked: The Life and Times of the Wicked Witch of the West, cerita ini menawarkan sudut pandang alternatif dari kisah klasik The Wizard of Oz karya L. Frank Baum.
Ketika Stephen Schwartz dan Winnie Holzman mengubahnya menjadi musikal Broadway pada tahun 2003, Wicked menjadi fenomena global. Selama lebih dari 20 tahun, kisah ini bertahan sebagai salah satu pertunjukan tersukses sepanjang masa. Tantangan bagi Jon M. Chu adalah: bagaimana membawa skala emosional dan fisik dari panggung ke dalam medium film tanpa kehilangan “sihir” aslinya? Jawabannya terletak pada keputusan berani untuk membagi film ini menjadi dua bagian.
2. Duo Dinamis: Chemistry Cynthia Erivo dan Ariana Grande
Jantung dari film ini adalah persahabatan antara Elphaba (Cynthia Erivo) dan Glinda (Ariana Grande). Pemilihan pemain (casting) ini awalnya menuai perdebatan, namun setelah film dirilis, semua keraguan sirna.
-
Cynthia Erivo sebagai Elphaba: Erivo membawa kedalaman emosional yang luar biasa pada karakter gadis berkulit hijau yang dikucilkan. Vokalnya yang bertenaga, terutama dalam lagu ikonik “Defying Gravity”, memberikan nuansa baru yang lebih personal namun tetap megah. Ia berhasil menunjukkan kerentanan seorang perempuan yang hanya ingin diterima, namun dipaksa oleh keadaan untuk menjadi “jahat”.
-
Ariana Grande sebagai Glinda: Kejutan terbesar datang dari Ariana Grande. Sebagai bintang pop global, banyak yang khawatir ia akan membawa persona “pop star” ke dalam peran ini. Namun, Grande membuktikan dirinya adalah seorang aktris teater yang terlatih. Ia menangkap esensi Glinda yang narsis, lucu, namun memiliki sisi hati yang tulus. Teknik vokalnya yang klasik (soprano) sangat pas dengan aransemen orisinal Broadway.
3. Visual dan Produksi: Keajaiban Tanpa CGI Berlebihan
Salah satu alasan mengapa Wicked terasa sangat “nyata” dan megah adalah keputusan Jon M. Chu untuk meminimalkan penggunaan green screen. Tim produksi benar-benar menanam 9 juta bunga tulip asli untuk set Munchkinland dan membangun Emerald City dengan skala yang masif.
-
Sinematografi: Penggunaan kamera yang dinamis memberikan perspektif yang tidak bisa didapatkan di panggung teater. Kita bisa melihat detail terkecil dari Shiz University hingga kemegahan hutan di Oz.
-
Kostum: Desain kostum dalam film ini adalah pencapaian artistik tersendiri. Gaun-gaun Glinda yang mengembang dan jubah Elphaba yang ikonik dirancang dengan detail yang sangat rumit, mencerminkan transisi karakter mereka dari mahasiswi menjadi sosok yang kita kenal dalam legenda Oz.
4. Analisis Lagu dan Aransemen Musik
Musik karya Stephen Schwartz diatur ulang dengan orkestrasi yang lebih besar untuk kebutuhan bioskop. Lagu-lagu seperti “Popular”, “What Is This Feeling?”, dan “The Wizard and I” tetap mempertahankan struktur aslinya, namun terasa lebih hidup dengan penataan suara yang imersif.
Momen puncak dalam Part 1, tentu saja, adalah “Defying Gravity”. Di panggung, lagu ini adalah aksi teknis yang memukau. Di layar lebar, lagu ini menjadi sebuah pernyataan kemerdekaan yang sinematik. Penonton dibawa terbang bersama Elphaba, merasakan angin, kemarahan, dan tekadnya. Ini adalah momen yang mendefinisikan mengapa film ini layak ditonton di layar sebesar mungkin (IMAX).
5. Tema Sosial yang Tetap Relevan
Di balik warna-warni pelangi dan sihir, Wicked adalah cerita yang sangat politis dan relevan dengan zaman sekarang. Film ini menyentuh isu-isu tentang:
-
Marginalisasi: Bagaimana masyarakat memperlakukan mereka yang “berbeda” (diwakili oleh warna kulit hijau Elphaba).
-
Propaganda: Bagaimana pemerintah (Sang Wizard) menggunakan ketakutan untuk mengendalikan massa dan membungkam kaum minoritas (dalam hal ini, para Hewan yang bisa bicara).
-
Persahabatan Perempuan: Bagaimana dua perempuan dengan latar belakang bertolak belakang bisa saling belajar dan mengubah satu sama lain.
6. Mengapa Dibagi Menjadi Dua Bagian?
Banyak penonton bertanya, “Mengapa harus ada Part 2?”. Jawabannya adalah karena kekayaan detail. Dengan membagi cerita tepat setelah babak pertama musikal berakhir, Jon M. Chu memiliki ruang untuk mengeksplorasi latar belakang karakter pendukung seperti Fiyero (Jonathan Bailey), Boq, dan Nessa Rose dengan lebih mendalam. Hal ini memberikan bobot emosional yang lebih kuat ketika konflik memuncak di bagian kedua nanti.
7. Kesimpulan: Sebuah Kemenangan Musikal
Wicked bukan sekadar film liburan yang menghibur. Ia adalah bukti bahwa musikal klasik bisa diadaptasi dengan modernitas tanpa kehilangan jiwanya. Dengan performa akting yang kuat, set yang nyata, dan pesan yang mendalam, film ini dipastikan akan menjadi klasik baru di dunia perfilman.
Bagi para “Ozians” sejati, film ini adalah pemenuhan janji. Bagi penonton awam, ini adalah petualangan fantastis yang akan membuat Anda keluar dari bioskop sambil bersenandung.
Kerangka Tambahan (Untuk Mencapai 1400+ Kata dalam Publikasi Anda):
Untuk memperpanjang artikel ini menjadi 1400 kata yang berkualitas, Anda bisa menambahkan sub-bab detail berikut:
-
Bedah Karakter Pendukung: Berikan 200 kata mengenai peran Jeff Goldblum sebagai The Wizard dan Michelle Yeoh sebagai Madame Morrible. Bahas bagaimana mereka membawa aura misteri dan otoritas.
-
Perbandingan dengan Film 1939: Tambahkan 250 kata mengenai referensi visual (easter eggs) yang menghubungkan Wicked dengan film The Wizard of Oz (1939).
-
Proses Syuting dan Tantangan: Tambahkan 200 kata mengenai tantangan syuting di tengah pandemi dan bagaimana para aktor melakukan latihan vokal intensif agar bisa menyanyi secara langsung (live) di lokasi syuting.
-
Dampak Terhadap Industri Musikal: Bahas selama 200 kata bagaimana kesuksesan Wicked akan membuka jalan bagi adaptasi musikal besar lainnya di masa depan.
Apakah Anda ingin saya mendala

